TRANSLATOR

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : BTF

Recent Coments

Recent Post

Random Ayat

Kamis, 21 Agustus 2008

Sistem Suara Terbanyak atau Nomor Urut

PAN, DEMOKRAT dan GOLKAR menerapkan system suara terbanyak dalam menentukan caleg mereka yang berhak menduduki kursi DPR (D) untuk pemilu April 2009. Sebuah langkah yang patut mendapat apresiasi karena telah melewati batas hegemoni partai dalam penentuan nomor urut sehingga nantinya penentuan orang – orang terpilih diserahkan pada system demokrasi yang berdasarkan suara rakyat. Terutama bagai Partai Golkar hal ini adalah sebuah terobosan yang sangat maju untuk memperbaiki budaya yang ada selama ini.

Berdasarkan UU No. 10 tahun 2008, penentuan caleg terpilih adalah melalui ambang batas 30% dari Bilangan Pembagi Pemilih atau BPP. Sehingga masih memungkinkan memakai system nomor urut bagi caleg yang telah melewati batas ambang batas 30% tersebut.

Terlepas dari aspek legal atau illegal menurut Undang – undang, tetapi mari kita cermati efektifitas dan manfaat dari 2 sistem tersebut. Bagi partai dengan system pengkaderan yang kurang bagus atau bagi partai yang mengalami permasalah dalam penentuan nomor urut hal tersebut sangat bagus karena bisa memperbaiki system rekrutmen, menghindari money politic didalam partai dan memperbaiki citra dalam masyarakat.

Dengan diterapkannya system suara terbanyak memungkinkan caleg dengan nomor urut di bawah atau sering disebut nomor sepatu bisa mengungguli nomor urut diatasnya dan mendapat jatah kursi parlemen. Hal tersebut bisa membuat orang – orang yang telah lama dan banyak berkorban untuk partai dilewati oleh orang – orang yang tidak bekerja buat partai tetapi memetik hasil dari hasil kerja mereka. Sehingga dapat menimbulkan efek kecemburuan dan konflik dalam partai.

Bagi partai politik yang mempunya tradisi dan system pengkaderan yang baik serta rekrutmen caleg yang baik dengan mengedepankan kualitas dan kapabilitas para angotanya tentu system suara terbanyak kurang baik diterapkan. Karena memperkenalkan dan mempromosokan diri kepada banyak orang bukanlah perkara yang mudah. Kecuali bagi profesi – profesi yang memang mengahruskan dirinya bergelut dengan masyarakat banyak dan mudah dikenal orang seperti selebriti, dokter dan tokoh masyarakat. Kualitas orang tentu tidak bisa diukur dari popularitas belaka. Untuk duduk dilembaga DPR (D) sebagai mitra pemerintah yang melaksanakan fungsi bugeter, ligislasi dan pengawasan diperlukan orang – orang yang berkualitas dan mampu dibidangnya sehingga nantinya bisa melakukan fungsi – fungsinya dengan baik dan tidak hanya menjadi pendengar dan tukang stempel belaka bagi kebijakan pemerintah. Didalam sebuah partai bisa dibentuk lembaga yang menangani pengawasan atau kontrol terhadap para kadernya sehingga bisa mengetahui kualitas dari para anggotannya, sehingga bisa menentukan caleg berdasar kualitasnya. Atau sebagai alternative bisa dilakukan pemilihan internal didalam partai tersebut, karena orang – orang didalam partai tersebut tentu lebih mengetahui karakter dan kualitas para anggotanya. Tentu hal tersebut tetap harus dengan menjunjung dan mengedepankan nilai – nilai kejujuran dan akhlak mulia.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Assalamu'alaikum wrwb.
Selamat pagi semua, selamat pagi Indonesia.
Saat ini hampir semua partai politik sibuk untuk mengurus kadernya yang akan mulai bertanding di 2009 untuk caleg, bahkan keceriaan 17 agustusan nyaris tak terdengar gaungnya dibanding berita caleg mencaleg partai yang jumlahnya luar biasa.
Dari no urut partai sampai no urut caleg saat ini menjadi perbincangan yang hangat.
Nyaris semua berita dikoran membahas hal yang semua orang telah membahasnya, dari debat warung kopi sampai debat kusir,debat calon presiden dengan pengamat dan lai-lain.
Tapi adakah orang-orang yang luar biasa dalam debat untuk kepentingan diri atau kelompoknya saat ini memikirkan harga gas elpiji yang baru saja naik setelah beberapa bulan yang lalu harga BBM baru juga naik, disusul dengan kenaikan tarif dasar listrik yang dibarengi dengan himbauan hemat listrik, hemat air, rencana kenaikan pajak dan lain-lain, entah apa lagi yang akan naik setelah ini.
Mungkinkah gaji karyawan rendahan naik juga ?
Mungkinkah gaji kita akan disetarakan dengan standar internasional atau harga pasar New York seperti harga BBM.
Apakah yang harus dihemat bila rumah tangga sederhana seperti kebanyakan orang indonesia yang tidak lebih dari 1300 Watt, atau 900 Watt atau mungkin lebih kecil 450 Watt. Setelah selama ini mereka membayar pajak penerangan jalan sebesar 10 % dan bahkan listrik atau lampu jalan tidak pernah menyala atau mereka telah membayar uang sampah yang rutin setiap bulan dengan kompensasi kekurangan tempat penampungan sementaranya ditambah dengan denda bila membuang sampah pada siang hari.
Apakah para calon anggota legislatif telah memikirkan itu semua atau memang sudah menjadi agenda mereka nantinya ketika duduk enak dikursi empuk.
Lihatlah harga-harga dipasar menjulang tinggi menjelang romadhan dan idul fitri.
Sudah berapa lama kita dikunjungi oleh bulan yang suci bagi muslim ini, tetap saja setiap datang ramadhan dan idul fitri, harga bahan-bahan tak terkendali, sudah berapa lama kita punya PLN, Pertamina, PDAM tetapi tetap saja kekurangan BBM, listrik, air yang layak.
Tidak adakah antisipasi atau tindakan untuk mencegah atau paling tidak mengurangi penderitaan rakyat ini, apakah yang sesungguhnya mereka kerjakan ketika sudah duduk didewan atau pemerintahan.
Lantas siapakah orang paling kuat dinegri ini ?
yaitu orang-orang yang selama ini terus bekerja dan berusaha walaupun begitu banyak aturan yang menyengsarakan mereka.
Siapakah mereka ?
Mereka adalah rakyat Indonesia kebanyakan, yang tidak bisa melobi yang tidak punya koneksi, yang tidak pernah berdebat ala wakil mereka, yang ketika disuruh mengikuti aturan walaupun terpaksa tetap melaksanakannya, yang ketika disuruh berhemat sudah berhemat duluan karena memang tidak punya apa apa sehingga tidak ada yang dibuat untuk berhemat.
Adalah mereka yang berteriak dalam hatinya " Hidup ini terasa begitu kejam", tapi tetap berusaha untuk hidup.
Adalah mereka yg berusaha untuk mencoba korupsi tapi tidak ada yang bisa dikorup selain waktu.
Adalah mereka yang setiapmalam tidur dengan nyenyak karena tidak takut kehilangan hartanya karena memang tidak punya harta.
Adalah mereka yang tetap membayar pajak walaupun rumahnya bocor bila hari hujan.
Adalah mereka yang seharusnya kamu pikirkan !

Kusman mengatakan...

Sudah menjadi naluri setiap manusia untuk memilih yang lebih menarik. Dalam hal ini mungkin acara 17-an kurang menarik dibanding hal - hal tentang politik tersebut.

Untuk mengatasi semua persoalan yg kita hadapi perlu usaha yg sangat keras, mungkin kita atau mereka yg punya wewenang sebagai pemangku amanah blm mampu atau blm mau atau jg usahanya blm sampai kesana. Banyak manusia yg kelaparan adalah hal lumrah, perlu mata yg terbuka lebar utk melihatnya bukan sekedar melirik atau pura2 terpejam.

Posting Komentar