TRANSLATOR

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : BTF

Recent Coments

Recent Post

Random Ayat

Selasa, 05 Agustus 2008

Pak Samun

Pada hari Minggu hujan rintik – rintik. Siang itu seharusnya Pak Samun mencangkul di sawah Pak Jebul. Pak Jebul adalah mantan Kepala Desa Srowot. Karena hujan Pak Samun tidak berangkat mencangkul, waktu yang ada dimanfaat kan untuk mengasah cangkulnya.

Terdengar suara sepeda motor mendekat, dan akhirnya memasuki halaman depan rumah Pak Samun yang berpagarkan gedeg bambu.

“Permisi Pak” Orang yang baru turun dari sepeda motor itu menyapa. Pak Samun berdiri dan segera mempersilakan orang tersebut masuk.

“Monggo silakan masuk Pak” sambut Pak Samun sambil mengakancingkan dan merapikan bajunya.

“Monggo Pak sialakan masuk. Ada keperluan apa Pak, dan dari mana ?” Pak Samun bertanya.

“Ahh saya cuma numpang berteduh, bolehkan Pak?” Sahut orang yang baru datang itu.

“Boleh – boleh Pak, silakan masuk – silakan masuk” Pak Samun menyambut tamu yang tidak dikenal itu dengan tergopoh.

Segera istri Pak Samun membuatkan kopi untuk menghangatkan badan. Tak ketinggalan gorengan singkong yang baru nyabut di belakang rumah.

Pak Samun, istrinya dan orang itupun akhirnya terlibat pembicaraan yang ganyeng, beberapa pertanyaan orang itu menanyakan keadaan masyarakat di desa tersebut. Tadinya Pak Samun merasa heran dengan beebrapa pertanyaan tersebut, tetapi segera dulupakannya keheranan tersebut. Setelah hujan berhenti orang tersebut pamitan untuk pulang.

“Kalau boleh tau siapa namanya Pak?” Pak Samun bertanya, pertanyaan yang dari tadi disimpannya karena selalu dirasa tidak ada waktu yang tepat untuk menyampaikannya.

“Oooh iya nama saya Nirwan Prayitno” jawab orang itu. Setelah berjabat tangan orang itupun berlalu dengan sepeda motornya.

Setelah 3 hari berlalu secara tidak sengaja istri Pak Samun melihat foto di Koran bungkus cabe, setelah diamati ternyata foto itu mirip dengan orang yang bertandang 3 hari lalu. Setengan teriak istri Pak Samun memanggil suaminya dan menunjukan foto di secarik koran itu. Setalah dibaca ternyata orang itu adalah Bupati mereka sendiri, Pak Samun dan istrinyapun saling pandang dan tak terasa menitikan air mata bahagia.

Itulah kegiatan – kegiatan di waktu senggang sang Bupati yang menyempatkan untuk melihat kondisi dari warganya secara langsung tanpa diketahui. Hal tersebut sangat bermanfaat untuk menentukan arak kebijakan yang akan diambil. Dengan merasakan dan melihat sendiri kondisi nyata dari rakyatnya bisa menyadadarkan dan sebagai pengingat bahwa jabatan adalah amanah yang harus diemban untuk kepentingan rakyat.

Pada suatu hari sang Bupati meminta rakyatnya untuk memberikan bantuan sumbangan bencana yang terjadi di daerah lain. Rakyat yang sangat mencintai pemimpinnya itupun dengan berbondong – bondong memberikan bantuan untuk bencana tersebut. Begitupun dengan kebijakan – kebijakan lain selalu dipatuhi dan dengan semangat rakyatnya mematuhi sang Bupati.

Itulah potensi dari rakyat, potensi yang sangat besar asal bisa menggerakannya. Jika seorang pemimpin memberikan sesuatu maka rakyat akan membalas dengan beribu – ribu kali lipat. Bisa dibayangkan jika potensi terpendam dari 200 juta rakyat Indonesia bisa digerakan, maka tiada hal yang tidak mungkin kecuali menghidupkan orang mati.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Baguuuuuuuuuuuuuus

Posting Komentar