TRANSLATOR

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : BTF

Recent Coments

Recent Post

Random Ayat

Rabu, 17 September 2008

Memahami PKS

Bagi PKS berdakwah lewat jalur politik adalah sebuah pilihan sulit. Sulit karena akan mendapat tantangan yang lebih besar. Godaan kekuasaan dan uang adalah sesuatu berat. Tetapi Islam sendiri adalah politik. Islam adalah sebuah idiologi yang mengharuskan umatnya untuk berpolitik.

Islam datang di Indonesia dibawa melalui jalur perdagangan, yg kemudian tumbuh menjadi besar dgn berdirinya berbagai kerajaan - kerajaan Islam. Dalam masa penjajahan para ulama dan raja - raja Islam menjadi pelopor perjuangan mengusir penjajahan. Islam telah tumbuh menjadi kultur dan pemersatu dalam menghadapi penjajah.

Setelah merdeka Islam di Indonesia mengalami situasi yang sulit. Para pendiri bangsa telah mengkerdilkan Islam dalam membangun bangsa ini. Sungguh sebuah ironi. Para tokoh Islam waktu itu banyak sekali mengalah dalam hiruk pikuk pembentukan idiologi negara. Tetapi akibatnya Islam terus terpinggirkan. Pada masa pemerintahan Suharto, Islam lebih ditekan lagi. Berbagai aktifitas dakwah, pesantren dan kelompok - kelompok Islam diawasi dengan ketat. Tak jarang terjadi tindakan - tindakan reprsif bahkan pemberangusan terhadap berbagai kelompok - kelompok Islam. Kita tentu ingat peristiwa Lampung, Tanjung Priok dan juga berbgai peristiwa - peristiwa lain yang memakan ribuan jiwa korban umat Islam. Sejak kemerdekaan sampai sekarang umat Islam terus terpinggirkan. Idiologi Islam yang merupakan idiologi nenek moyang kita yang telah mewarnai segala segi kehidupan masyarakat Indonesia terus dikikis sehingga generasi penerus sekarang tidak tahu lagi bahwa budaya - budaya Islam. Yang ditonjolkan oleh para pemimpin di negeri ini adalah sejarah Hindu dan Majapahit sehingga sejarah Islam di negeri ini, yang sempat mendominasi berbagai kerajaan - kerajaan di negara ini sebelum akhirnya digilas penjajah terus dikikis hingga terlupakan oleh penerus negeri ini. Para pemimpin kita lebih memilih sekuler yang dibawa penjajah daripada Islam yg merupakan idiologi nenek moyang mereka. Pemilihan sekuler dan mengabaikan Islam adalah sebuah sikap yang ingkar terhadap sejarah.

Inilah Indonesia, yang sebagian besar penduduknya adalah umat Islam, tetapi pada kenyataanya justru dikuasai oleh hanya segelintir kaum yang memiliki modal dan didukung oleh kekuatan besar dari luar.

Setelah runtuhnya Suharto, berbagai ormas dan partai politik banyak bermunculan sebagai sebuah akibat telah lepasnya dari sebuah tekanan. Demikian juga ormas Islam dan parpol Islam. PKS atau dulu bernama PK adalah Partai yang berazazkan Islam yang didirikan oleh para aktifis dakwah yang tergabung dalam lembaga dakwah sejak tahun 80-an.

PKS hadir memberi nuansa lain dalam perpolitikan negeri ini. PKS dengan Idiologi Islam tampil santun, ramah, dan penuh senyum kedamaian. Sentuhan nilai - nilai Islam membuat PKS begitu berbeda dengan para kompetitornya.

Dalam bidang seni budaya PKS mewarnai budaya kita dengan nasyid - nasyid yang indah. Cara berpakaian para kader telah banyak memberi inspirasi bagi orang lain. Para ikhwan yang mulai bergabung dengan tabiyah PKS berubah menjadi lebih santun. Demikian juga dengan para akhwat yang tadinya masih memakai pakaian yang ketat dalam berbuana muslim seperti calana jean dan lain lain, mulai berbusana muslimah yang rapi lengkap dengan kaus kakinya.

Dalam kancah perpolitikan PKS memberikan warna yang baru. Kader - kader PKS yang ada di parlemen mencoba menghadirkan nuansa yang berbeda. Masih ingat dalam benak saya bagaimana anggota DPRD Balikpapan dalam menceritakan keranya perjuangan dalam menegakan kebenaran, sehingga anggota yang lain pun mengucilkan mereka. Posisi wakil ketua DPRD yang secara UU harusnya otomatis menjadi hak wakil PKS karena menempati jumlah terbesar ke-2 pun dialihkan ke fraksi lain yang kurang berhak. Atau kisah para wakil di DPRD DKI yang dengan jumlahnya yang terbanyak, karena fitnah, isu dan berbagai permainan politik lainnya sehingga posisi ketua pun jatuh ke partai lain.

Salah satu anggota DPRD kota Padang masuk penjara dengan tuduhan pencemaran nama baik dalam perjuangannya mengungkap sekandal korupsi. Anggota DPR PKS pun terkucilkan karena berbagai laporannya ke KPK yang mengakibatkan beberapa anggota DPR yang lain masuk penjara. Dalam kurun waktu yang tidak begitu lama para anggota DPR dari PKS sudah berhasil melaporkan milyaran rupiah uang gratifikasi ke KPK. Dan masih banyak lagi berbagai kisah heroik para kader partai ini dalam peranannya memberantas korupsi.

Dalam berbagai bencana, PKS selalu menjadi partai yang pertama dalam ikut membantu meringankan beban para korban. Di konflik Ambon, tsunami Aceh, gempa Jogja, Padang , banjir jakarta dan berbagai bencana baik besar ataupun kecil PKS senantiasa hadir dan memberikan inspirasi bagi orang lain. Di Papua pun yang mayoritas penduduknya non muslim dan terpencil PKS datang untuk ikut serta dalam meringankan beban para korban bencana.

Dalam pemilu 1999 PK belum memperoleh suara yang cukup untuk lolos elektoral treshold, kemudian PK berganti menjadi PKS yang pada pemilu 2004 memperoleh kurang lebih 7,5% suara. Bagi sebagian orang perolehan ini adalah sesuatu yang mengejutkan dan pencapaian yang luar biasa.

Untuk melakukan perubahan tidak cukup dengan 7,5%. Tidak cukup hanya bermodalkan suara para aktifis, alim ulama dan santri saja. Seperti yang sudah kita ketahui, walaupun mayoritas penduduk Indonesia adalah umat Islam tetapi sangat kecil dari mereka memilih Islam sebagai solusi. Islam telah tergerus dari hati dan pikiran rakyat Indonesia oleh 350 tahun penjajahan dan 67 tahun pemerintahan setelah kemerdekaan. Menunggu hasil dari usaha melalui dakwah dalam masyarakat adalah salah satu upaya yang dilakukan. Bukan mengecilkan arti dakwah seperti itu, tetapi kita tahu besarnya gelontoran budaya, uang, tekhnologi dan tekanan politik barat sangat menyulitkan apalagi peraturan - peraturan yang ada di negeri ini belum mendukung. Untuk itulah perlu dilakukan usaha untuk merangkul setiap kelompok dan golongan masyarakat. Jadilah PKS menjadi partai yang lebih terbuka. Selain dalam upaya memperoleh suara yang lebih besar, keterbukaan juga diperlukan untuk lebih memperkanalkan pemikiran - pemikiran dan nilai - nilai Islam kepada masyarakat. Ibarat sebuah peribahasa, KALAU TAK KENAL MAKA TAK SAYANG.

Maka dibuatlah Platform partai dengan bahasa yang lebih mudah dimengerti bagi rakyat kebanyakan. Kader - kader PKS pun hadir dimana - mana, tidak hanya di majelis taklim dan mesjid tetapi di berbagai even olah raga, seni budaya, dan tempat - tempat lain . Isu - isu yang diusung pun lebih cair, tidak hanya masalah agama tetapi lebih kemasalah yang bersifat umum. Untuk mendekati masyarakat umum, perlu bahasa yang lebih "gaul", tidak serius melulu, becanda-becanda dikit lah, tidak gampang keluar dalil "Allah berfirman" atau "kata Rasulullah", dan sebagainya.

Dalam berbagai pilkada PKS pun terbuka dengan semua partai politik termasuk partai dari kalangan non muslim. Dengan niat yang sungguh - sunnguh untuk berdakwah dan berjuang memperbaiki kondisi masyarakat, para kader PKS mantap melangkah bergandengan dengan berbagai macam partai sehingga kehadirannya bisa mewarnai berbagai perhelatan dengan nilai - nilai Islam. Memang kadar untuk mewarnai itu sangat tergantung dari besarnya modal suara dari setiap daerah. Dengan modal suara yang besar tentu lebih mempunyai posisi tawar, tentu lain dengan daerah yang modal suaranya kecil tentu warna PKS akan kurang terlihat bahkan samar. Tetapi itu adalah usaha yang maksimal. Bisa kita lihat di daerah - daerah yang suaranya besar PKS begitu mantap melangkah dengan segenap warna Islamnya, tetapi tentu hal ini berbanding terbalik dengan daerah yang suaranya kecil.

Yang terakhir kita dengar para petinggi PKS mewacanakan untuk berkoalisi dengan partai yang sangat sekuler yaitu PDIP. Hal ini tentu sudah dipikirkan secara matang oleh para petinggi partai yang tergabung dalam dewan syuro. Ada beberapa hal yang menurut saya bisa dipetik dari wacana ini.

1. Akan membuka pikiran para kaum nasionalis dan masyarakat yang hanya Islam KTP atau yang sering disebut Islam abangan, bahwa Islam tidaklah menakutkan seperti yang selama ini dihembuskan oleh para provokator.

2. Mereduksi sentimen nasionalis dan agamis yang juga selama ini dihembuskan oleh para provokator.

3. Merangkul masyarakat Islam abangan untuk lebih mengerti Islam.

4. Lebih melebarkan fungsi dakwah terhadap kalangan - kalangan yang selama ini belum tersentuh, karena mereka sendiri yang selama ini anti dengan dakwah tersebut.

5. Memperkuat posisi tawar.

Dengan langkah - langkah yang dilakukan tersebut PKS menuai hasil dengan semakin membesarnya suara - suara PKS diberbagai daerah. PKS semakin diterima oleh kalangan masyarakat umum, ibu-ibu, profesional, birokrat dan lain - lain. Hal ini tentu membuat semakin disegani oleh partai-partai besar seperti Golkar dan PDIP. Walaupun para petinggi PKS sudah menyatakan NKRI adalah sudah final, tetapi masih dicurigai macam-macam oleh "pawang negara" ini, yaitu kaum kapitalis yang punya duit segunung (maksudnya, yang tersimpan di rekening sampai 15 digit). Meskipun PKS sudah berbuat "secair" mungkin, mereka tetap belum percaya. "Gue kagak percaya!" kata mereka. "Lalu gimana lagi dong, Om?" kata PKS. Dia jawab, "Kami mau denger suara kamu soal Syariat Islam. Kata orang, kaliaan ini punya hidden agenda. Ntar kalau menang, kalian bakalan menerapin Syariat Islam.

Tetapi dilain pihak PKS semakin dicibir oleh kalangan Islam yang lain. Seperti diketahui di Indoneia ini ada banyak sekali kelompok dan organisasi Islam yang satu sama lain berbeda pandangan tentang berbagai hal. Saya di sini sengaja tidak menyebut Islam keras atau moderat karena hal tersebut sunguh sangat tergantung dari pandangan masing - masing. Seperti halnya setiap kelompok atau organisasi tersebut sering menyebut kelompok atau organisainya lah yang paling benar dan membid'ahkan atau menyalahkan yang lain. Kelompok - kelompok seperti Salafy, HTI atau yang lain begitu menjauh dari PKS. Tetapi banyak juga yang kemudian tokoh - tokohnya bergabung dengan PKS, karena PKS bagaikan rumah besar yang tidak membedakan, kelompok, aliran atau perbedaan suatu manhaj yang ada dalam kalangan umat.

Memang pada zaman nabi tidak ada apa yang disebut demokrasi. Kalau kita lihat istilah politik atau dalam bahasa arab "Siyasah" dari kata saasa yang artinya memimpin, memrintah, mengatur dan melatih.

Maka secara istilah politik atau Siyasah adalah semua tindakan yang dengannya manusia lebih dekat dengan kebaikan dan semakin jauh dari kerusakan meskipun tindakan itu tidak pernah disyariatkan oleh Rosululloh, dan tidak ada wahyu Al Quran yang turun tentangnya. Jadi jika dikatakan tidak ada siyasah (politik) kecuali yang seuai dengan syariat atau tidak bertentangan dengan apa yang disebutkan oleh syariah, maka hal itu adalah benar. Tetapi jika dikatakan siyaah (politik) hanyalah yang dibatasi oleh syariat, maka itu tidak benar dan sekaligus menyalahkan para sahabat nabi.

Contohnya para sahabat nabi ( khulafa'ur rasyidin ) telah mengeluarkan keputusan politik yang belum ada didalam Al quran dan As Sunnah.

Berpolitik melaui sistem (demokrasi) sepanjang untuk kemaslahatan umat dan bertujuan untuk lebih tegaknya syariah Islam tentu bukanlah sesuatu yang salah. Hal ini jg didukung oleh beberapa pendapat ulama seperti:

1. Imam Al-'izz Ibnu Abdis Salam
2. Syaikhul Islam Ibnu Tamiyah
3. Ibnu Qayyim Al-Jauziyah
4. Muhammad Rasyid Ridha
5. Syrikh Abdurrahman Bin Nashir As-Sa'di
6. Syeikh Ahmad Muhammad Syakir
7. Syeikh Abdurrahman Bin Abdul Khaliq

dan masih banyak lagi.

Pemimpin atau pemerintahan di suatu wilayah atau negara adalah sesuatu yang vital karena dari sanalah ada kekuasaan untuk mengatur atau mengarahkan negara ini. Di pusat kekuasaan itulah terbit berbagai peraturan dan perundang - undangan untuk mengatur negeri dan seluruh rakyatnya.

Seandainya kekuasaan itu berada ditangan orang yang kurang bertanggung jawab, munafikun, musrikin, kafir atau pezinah atau siapa saja orang yang tidak amanah maka nasib rakyat dan negara ini menjadi taruhannya. Misalnya pemimpin itu adalah yang sangat pro kepada sekulerisme, bukan tidak mungkin secara perlahan - lahan negara ini akan menjadi sekuler. Semua yang berbau barat akan diimpor mentah - mentah. Seperti budaya free sex, liberalisme, dan lain lain yang banyak mudharatnya dari pada manfaatnya. Atau pemikiran - pemikiran Islam akan dihapus secara perlahan - lahan dengan segala cara, baik itu fitnah atau konspirasi - konspirasi yang menyudutkan umat Islam. Kita tentu ingat bagaimana Kekhalifahan Turki dirubah menjadi Sekuler oleh Mustafa Kamal Ataturk, bahkan sampai para wanitanya dilarang memakai jilbab.

Oleh karena itu para para ulama pendiri PKS memandang perlunya mendirikan Partai Politik guna melindungi kepentingan - kepentingan umat Islam dan menegakan Syariat Islam. Memang hal ini bukanlah sesuatu yang mudah dan memerlukan kehati - hatian. Terkadang hal - hal yang berkenaan dengan syariah Islam perlu dibungkus serapi mungkin dalam menyampaikannya sehingga tidak mengundang reaksi - reaksi para lawan politik. Jika tidak hati - hati bukan tidak mungkin hal tersebut akan dengan mudah dipelintir dan menjadi bahan fitnah untuk menjatuhkan perjuangan para ulama kita ditenggah rakyat Indonesia lebih menyukai sinetron, bioskop, goyang erotis, indonesian idol, KDI, miss univers, celana ketat dan lain - lain dari pada pergi ke masjid untuk mendalami Al Quran.

Wallahu a'lam bisshawaab.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Sebagai partai yang berbasis kader seperti PKS, memang dibutuhkan suatu pemahaman tersendiri dalam menjalankan misi partai, apalagi dalam misi ini lebih dikedepankan masalah dakwah. Sudah bukan rahasia lagi bahwa misi dakwah adalah sesuatu yang berkenaan dengan Islam sebagai agama, pengertian dakwah sendiri adalah menyebarkan tentang kebaikan kepada semua orang tanpa harus memaksa orang yang didakwahi serta mengajak untuk menjauhi yang salah, disini perlu kecerdasan bagi semua juru dakwah dalam program dakwahnya.
Memberi tanpa pernah meminta, menasehati tanpa harus merasa pintar sendiri, mengajak kebaikan tanpa harus dicap sebagai orang alim dan yang paling penting bahwa melaksanakan dan mencontohkan apa yang telah diucapkan atau didakwahkan.
Sangat idealis memang.
Tapi bukan tidak mungkin untuk dilaksanakan.
Jangan terlena dengan sejarah yang telah terjadi selama ini, cukuplah itu menjadi satu pelajaran yang berharga, tidak perlu bernostalgia dengan segala bentuk penindasan yang telah dialami selama ini, seolah-olah kalo bukan karena itu semua maka Islam akan lebih baik dari sekarang ini.
Semakin tinggi cita-cita semakin keras angin menerjang. Tidak ada sesuatu yang didapat dengan mudah tanpa usaha atau tanpa halangan, ibaratnya bayi lahirpun harus berjuang untuk melihat dunia fana ini, setelah lahir ternyata dunia tidak seperti apa yang dibayangkan.
Tidak ada sesuatupun yang terjadi di antara langit dan bumi ini tanpa rencana dari Allah SWT.
Sejarah telah mendidik kita untuk lebih berhati-hati dalam menjalankan misi dakwah Islam, apa sich misi Dakwah Islam ini sesungguhnya, sebenarnya cukup sederhana hanya mengajak berbuat baik dan mencegah yang mungkar tentu saja yang sesuai dengan syariat yang telah ditentukan Allah dan dicontohkan RasulNya, Selebihnya terserah orang yang diajak tadi, karena Hidayah adalah hak Allah, Dialah yang menentukan siapa-siapa yang akan mendapatkannya.
Tentu saja semua itu ada resikonya, bila Nabi yusus as harus masuk penjara dulu untuk menjadi seorang yang terpandang kenapa kita harus terpandang dulu untuk masuk penjara ( Koruptor ), sudah banyak kisah dalam alqur'an untuk dijadikan suri tauladan.
Fitnah, persekongkolan jahat, main keroyokan, sok suci, sok yang paling bersih dan lain-lain adalah warna-warna kehidupan yang harus dijalani dalam kehidupan ini, hal ini malah menjadikan orang lain merasa terketuk hatinya karena turut merasakan penindasan dan segala fitnahnya, tanya kenapa?
Pada dasarnya manusia itu adalah baik sesuai fitrahnya, lingkungan dan kondisi yang membuat orang berbuat tidak baik, karena disetiap manusia terdapat segumpal hati yang suci, ruh manusia adalah tiupan dari Nur Allah yang suci, sesuatu yang suci tidak akan pernah bisa berubah kecuali hanya bisa tertutupi oleh hasrat dan nafsu angkara.
So.....
Tidak ada yang namanya manusia nasionalis atau agamis atau komunis atau liberalis atau atheis sekalipun.
Balutan nafsu angkara yang ada pada hati merekalah yang menentukan jalan mereka sendiri.
tugas juru dakwah menghilangkan balutan nafsu angkara dengan cara menyirami dengan siraman rohani.
Jangan mengkotak-kotakan masyarakat awam dengan istilah yang mereka sendiri tidak tahu artinya.
Yang mereka tahu adalah bagaimana mencari makan untuk menyambung hidup, setelah itu mencari satu figur yang menurut mereka dapat memperjuangkan mimpi mereka tentang kehidupan berbangsa yang baik, sudah barang tentu dengan tidak mengorbankan hak-hak mereka sebagai warga negara.
Ingatlah bukan kesalahan para pendahulu kita bila dakwah Islam belum seperti yang diajarkan oleh Rasulullah, tapi semua ini adalah proses yang nyata dan memerlukan waktu untuk menuju kesempurnaan.
Jangan salahkan walisongo bila banyak orang jawa yang masih menggunakan kembang sebagai sarana ibadah, jangan salahkan toleransi pemimpin umad Islam pada saat dihapuskannya 7 kata dalam piagam jakarta, ini adalah proses yang panjang dan perlu waktu dan kesinambungan serta konsistensi dalam pelaksanaannya.
Apakah ada Islam abangan atau Islam KTP? jawabanya tidak ada.
Islan is Islam.
Islam cuma satu didunia ini
karena cuma Islam yang telah diridhoi sebagai satu satunya Dien oleh Allah.
Bila ada orang diluar Islam merasa keberatan dengan hal ini, adalah sesuatu yang tidak relevan karena yang meridhoi Islam adalah tuhannya orang Islam itu sendiri bukan tuhannya orang non Islam.
Jika saya diridhoi oleh orang tua saya untuk berhaji apakah orang lain saya rugikan atau saya permalukan, sekali-kali jawabannya adalah tidak.
Kalo saya merasa bahwa apa yang saya lakukan adalah hal terbaik tanpa ada yang dirugikan oleh tindakan saya, apakah saya salah bila saya menyatakan inilah yang terbaik buat saya.
jadi bila orang Islam menyatakan bahwa Ajaran Islam yang terbaik dari yang terbaik seharusnya tidak ada orang diluar Islam yang tersinggung karena kita berbicara untuk diri kita sendiri untuk umad Islam sendiri.
Selamat berjuang para mujahid
tugas belum selesai dan tidak akan pernah selesai dalam menegakkan aturan Allah dibumi Allah.
Wassalam
Semoga Allah Ridho kepada kalian dan kesejahteraan selalu dalam kehidupan kalian didunia maupun diakhirat kelak.

Posting Komentar