Pasar tumpah adalah pasar yang sering disebut sebagai pasar dadakan yang tidak setiap hari ada dan mereka berjualan di jalan atau pinggir jalan. Tetapi kalau kita melewati jalan antara
Bagi para sopir bersiaplah menurunkan gigi transmisinya untuk berjalan lambat sekali untuk melewati daerah tersebut. Bagi orang yang baru melewati jalan tersebut tentulah hal tersebut sangat menjengkelkan. Bagaimana mungkin hal yang sangat mengganggu perjalanan tersebut terjadi untuk kurun waktu yang sangat lama. “Apakah pimpinan atau pejabat daerah tersebut telah buta tuli sehingga membiarkan hal tersebut terjadi?” Itulah keluhan orang – orang sangat kesal akan hal tersebut.
Apakah hal tersebut kesalahan para pemimpin didaerah tersebut yang membiarkan itu terjadi? Mar kita lihat hal lain yang juga terjadi. Sebelum Pasar Karang Ampel ada 2 pembangunan masjid, untuk meminta sumbangan dari para pengendara yang lewat jalan tersebut mereka menutup jalan tersebut ½ badan jalan sehingga jalan yang seharusnya bias dilewati 2 mobil bersamaan menjadi 1 mobil saja yang bisa lewat untuk samping kanan atau samping kiri. Kita tentu heran mengapa untuk meminta sumbangan pembangunan masjid harus dengan cara – cara seperti itu dimana sangat menganggu siapa saja yang melewati jalan tersebut. Belum lagi keselamatan jiwa dari para peminta sumbangan yang ada di tengah jalan.
Ada lagi keributan antar kampung atau antar seberang jalan yang sudah menjadi sesuatu yang lazim terjadi di daerah tersebut. Hal ini tentu menggambarkan betapa kerasnya karakter masyaraakat daerah tersebut. Sebuah karakter yang primitive seolah tanpa tersentuh kemajuan zaman dan peradaban modern umat manusia. Mereka acuh dan tanpa rasa bersalah walau hal tersebut telah mengganggu kepentingan umum dan mengganggu sesama manusia yang lain. Bukankah hak kita sebagai manusia juga dibatasi oleh hak orang lain. Kita harus saling menghormati sesama manusia dan jangan saling menang sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar